Take your time Dear
Segala bentuk kegiatanmu dan kegiatanku telah mengubah jarak menjadi lebih jauh. Tapi baiklah, aku terima. Segala bentuk hobimu dan hobiku yang berbeda kian menambah jarak bagi kita. Dan lagi-lagi jarak itu menambah, dan makin bertambah, bahkan terus menambah saat kepercayaan dan harapan kita satu sama lain mulai memudar.
Apa kabarmu hari ini?
Apa saja yang kau lakukan?
Sudahkah kau makan?
Sudahkah kau salat?
Sudahkah kau mengerjakan tugasmu?
Kalimat demi kalimat kutuliskan rapi dan kupertanyakan padanya, tetapi mungkin itu hanya celotehan biasa. Mungkin bagimu itu sungguh mengganggu, mengusik telinga dan menodai pikiran dan kegiatanmu hari itu. Tetapi sayang, bagiku tidak. Bagiku, jawaban darimu lah yang selalu kutunggu di setiap detiknya. Sapaan bahagialah yang selalu aku nantikan di sepanjang waktuku. Tetapi apa boleh buat, jika kini semuanya telah kau anggap berbeda. Apa daya, aku hanyalah seseorang yang selalu merindukanmu dan ingin tahu kabarmu. Mungkin benar, bagimu ini semua berlebihan, namun kau harus tau bagiku itu semua adalah kepastian. Kepastian yang meyakinkanku bahwa aku masih perlu menunggumu. Mungkin bagimu itu adalah hal yang biasa saja, tapi kau harus tau bahwa itu sangat penting bagiku. Aku menangis di setiap amarah yang kau tunjukkan. Ku bersedih setiap keluh yang kau ungkapkan. Dan aku pun memikirkan apa yang kau pikirkan tanpa kau mengetahuinya.
Apakah kau melakukan hal yang sama, dear?
Jika bagimu tidak, itu tak masalah, aku tak kan memaksa.
Lakukan apa yang ingin kamu lakukan dear..
Buatlah harimu bahagiaa..
Jika bagimu aku hanyalah hama yang perlu kau musnahkan..
Abaikan saja...
Anggap aku tidak ada.
Ingatkanku bahwa kau tak lagi menginginkanku...
Ku akan melangkah pergi sebelum kau yang memaksaku...
Ku akan melangkah pergi tuk belajar tahu diri...
Ku akan melangkah pergi tuk membiarkanmu sendiri...
Satu hal yang kuingin kau tau, I am trying to do my best for you. If it is not enough, then I could not be more than this
Apa kabarmu hari ini?
Apa saja yang kau lakukan?
Sudahkah kau makan?
Sudahkah kau salat?
Sudahkah kau mengerjakan tugasmu?
Kalimat demi kalimat kutuliskan rapi dan kupertanyakan padanya, tetapi mungkin itu hanya celotehan biasa. Mungkin bagimu itu sungguh mengganggu, mengusik telinga dan menodai pikiran dan kegiatanmu hari itu. Tetapi sayang, bagiku tidak. Bagiku, jawaban darimu lah yang selalu kutunggu di setiap detiknya. Sapaan bahagialah yang selalu aku nantikan di sepanjang waktuku. Tetapi apa boleh buat, jika kini semuanya telah kau anggap berbeda. Apa daya, aku hanyalah seseorang yang selalu merindukanmu dan ingin tahu kabarmu. Mungkin benar, bagimu ini semua berlebihan, namun kau harus tau bagiku itu semua adalah kepastian. Kepastian yang meyakinkanku bahwa aku masih perlu menunggumu. Mungkin bagimu itu adalah hal yang biasa saja, tapi kau harus tau bahwa itu sangat penting bagiku. Aku menangis di setiap amarah yang kau tunjukkan. Ku bersedih setiap keluh yang kau ungkapkan. Dan aku pun memikirkan apa yang kau pikirkan tanpa kau mengetahuinya.
Apakah kau melakukan hal yang sama, dear?
Jika bagimu tidak, itu tak masalah, aku tak kan memaksa.
Lakukan apa yang ingin kamu lakukan dear..
Buatlah harimu bahagiaa..
Jika bagimu aku hanyalah hama yang perlu kau musnahkan..
Abaikan saja...
Anggap aku tidak ada.
Ingatkanku bahwa kau tak lagi menginginkanku...
Ku akan melangkah pergi sebelum kau yang memaksaku...
Ku akan melangkah pergi tuk belajar tahu diri...
Ku akan melangkah pergi tuk membiarkanmu sendiri...
Satu hal yang kuingin kau tau, I am trying to do my best for you. If it is not enough, then I could not be more than this
Komentar
Posting Komentar