Cuma Ada Satu Alasan
Hari ini kubuka lagi buku itu. Buku yang bertumpuk ribuan lembaran yang bertuliskan kisah antara aku dan dia. Kisah itu indah, sungguh indah. Pertemuan awal kita, perayaan bahagia kita, canda tawa kita, bahkan duka dan air mata tertulis dan terkenang dalam buku itu. Dari buku itu aku belajar, belajar untuk menghargai setiap kenangan, kenangan antara aku dan dia yang masih menghantui. Dari buku itu aku ingat, ada seorang laki-laki yang dengan begitu ikhlasnya menyayangiku, yang dengan sabarnya melayaniku, yang dengan tegasnya melindungiku. Laki-laki itu adalah kamu.
Dari buku itu aku juga ingat, tentang seorang laki-laki yang dengan santunnya menghargaiku sebagai wanita seutuhnya. Laki-laki yang tak pernah sedikitpun memberi luka dalam hidupku. Laki-laki itu adalah kamu.
Dari buku itu aku ingat ada seorang laki-laki yang dengan ikhlasnya menyumbang segala bentuk perhatian padaku. Laki-laki yang selalu mengkhawatirkanku,yang selalu mencari kabar tentangku, dan selalu memastikan aku baik-baik saja. Lagi-lagi laki-laki itu adalah kamu
Dari buku itu pun aku ingat dan belajar akan rasa kasih dan sayang. Dan kasih dan sayang itu hanya kutujukan buatmu.
Tapi sayang, jarak membuat kita berbeda. Terlalu banyak perbedaan yang terjadi yang tak dapat lagi kejelaskan disini. Hari ini aku terbangun dengan hampa, tanpa suara, dan tanpa cerita, tanpa kamu laki-lakiku.
Tak ada laga canda dan tawa, hanya tersisa tangis dan luka. Tak ada lagi sabar dan ikhlas, hanya tersisa terpaksa. Tak ada lagi cinta tapi tanda tanya.
Masihkah sama?
Masihkah ada?
Cuma ada satu alasan mengapa kau berbeda. Cuma ada satu alasan kau tak lagi sama. Cuma ada satu alasan. PERASAANMU TAK LAGI SAMA
Komentar
Posting Komentar