Beda? Kita Memang Beda

Kita Memang Beda Kok!?!



                Suatu hari aku masuk ke dalam lingkungan baru. Lingkungan yang lebih luas, lingkungan yang lebih keras, dan lingkungan yang susah dimengerti olehku. Aku datang dengan apa adanya aku diantara kerumunan orang itu. Awalnya aku merasa aneh, seperti sebuah titik hitam dalam lembaran kertas putih. Namun, seiring dengan bergantinya detik ke menit, menit ke jam, dan jam menuju hari aku mulai belajar untuk membuka diri kepada orang-orang baru yang ada di sekitarku saat itu. Sulit memang, tapi apa daya, inilah kehidupan baruku, hidup yang harus aku jalani.

                “Baiklah”, ucapku dalam hati. Ya, welcome to my new life. It is the time for me to survive I guess at that time. Temanku datang dari tempat yang beda, budaya yang beda, adat serta kebiasaan yang berbeda pula denganku. Bahkan dari situlah juga muncul berbagai pemikiran-pemikiran yang berbeda pula. Apa yang aku pikirkan dan apa yang mereka pikirkan itu berbeda. Apa yang aku rasakan dan apa yang mereka rasakan itu juga berbeda. Apa kesulitanku dan apa kesulitan mereka pun juga sangat berbeda. Bahagia mereka juga belum tentu bahagiaku, ya karena kebahagiaan kita berbeda.

ü  Ada orang yang terbuka dengan orang lain, ada.
ü  Ada yang suka menerima masukan dan patuh pada aturan, ada.
ü  Ada yang suka mementingkan urusannya sendiri, ada.
ü  Ada yang gak seneng diperintah, ada.
ü   Ada yang gak suka dimarai, ada.
ü  Ada yang rajin ke perpus buat belajar, ada.
ü  Ada yang alim banget ibadahnya, ada.
ü  Ada yang sok baik di depan orang, ada.
ü  Ada yang sok perhatian sama orang lain, ada.
ü  Ada yang sabar, memang sabar, ada.
ü  Ada yang sok mimpin, seolah-olah paling benar, ada.
ü  Ada yang suka ngomong terus, tapi gak pernah dengerin orang, ada.
ü  Ada yang suka ikut campur urusan orang, ada.
ü  Ada yang males banget buat jaga kebersihan, ada.
ü  Ada yang terlalu sensitive, dikit-dikit kesel, ada.
ü  Ada yang cuma mentingin omongan orang daripada kebahagiaan orang-orang disekitarnya, ada
ü  Ada yang suka bercanda, sampe-sampe bercandanya nyakitin, ada.
ü  Ada yang terlalu serius, sampe-sampe gak bisa diajak bercanda, ada.
ü  Ada yang bandel, karena temen-temennya kumpulan orang bandel, ada.
ü  Ada yang ingin dlihat oleh orang karena perbuatannya, ada.
ü  Ada yang memang ikhlas ngelakuin semua hal demi orang banyak, ada.
ü  Ada yang sukanya nasehatin orang mulu, udah kaya professor aja merasa paling waaww, ada.
ü  Ada yang ngomong doang, tapi hasilnya nothing, ada.
ü  Ada yang nganggep semua orang saingan dia, ada.
ü  Ada yang emang ramah sama semua orang, ada.
ü  Ada yang sok tau gitu, ada.

Semua ada kok disini, tinggal bilang aja maunya gimana.
Tapi ya mau gimana lagi? Dituntut untuk begitu. Sedih memang, kadang gak bayangin aja bisa terjebak di lingkungan yang sebegitu bervariasinya seperti disini. Tapi, dari situ aku jadi belajar . Kita lahir memang dalam perbedaan, dunia gak akan berwarna kalo kita dilahirkan dengan satu variasi aja. Rasanya datar, gak ada sensasinya. Aku belajar menerima itu, belajar memahami dan mendalami karakter orang lain, yang nantinya akan berguna buatku. Belajar mengerti orang, barulah aku bisa menuntut untuk dimengerti. Bukankah begitu?
  




Komentar