Saat Hati Terus Berbicara, Namun Mulut Hanya Bisa Diam



Saat Hati Terus Berbicara, Namun Mulut Hanya Bisa Diam


                Kita tak pernah bisa memilih kepada siapa hati ini mengejar. Kita juga tak pernah bisa memaksa kepada siapa hati ini tertuju. Hati kita terus berbicara, namun kita tak mampu berucap. Kita hanya bisa diam dan menahan apa yang kita rasakan.  Kita ingin dia tau apa yang kita rasakan, namun apa daya kita tak sanggup berbicara, mulut ini seakan tak mampu berucap. Kita sungguh ingin berbisik kepada siapa kita harus mengakuinya, tapi apa daya, mulut ini terus terdiam dan terus memaksa kita untuk diam.

                Mungkin ada yang berbeda saat kita bersamanya. Hati ini bergetar saat kita bersamanya, tapi kita merasa lemah karena kita tak mampu mengungkapkannya. Bahkan, kita saja tak mampu menatapnya. Matanya membuat kita takut untuk menghadap, suaranya membuat kita tak mampu untuk menjawab, dan nasehatnya hanya mampu membuat kita untuk menunduk.

                Mungkin juga ketakutan kita terus bertambah, terus dan terus. Dan ketakutan itu makin menjadi saat kita tahu dia akan pergi sebelum kita mengakuinya. Ya, perlahan dia akan pergi. Dia mungkin tak pernah tahu apa yang kita rasakan dan tak pernah tahu apa yang kita harapkan. Terkadang kita tahu, ucapan dan perbuatannya tak hanya sekedar hal yang biasa, namun kita tak berani menangkapnya dengan versi kita sendiri. Kita hanya takut untuk terlalu berharap. Harapan yang tak pernah bisa  kita ucapkan. Harapan yang hanya bisa kita pendam di dalam hati, harapan yang akan menjadi kenangan.

                Mungkin hati kita terus berontak, seakan ingin mendatangi siapa pemilik yang sebenarnya. Hati kita mungkin  terus resah, seakan ingin terus menyapa pemiliknya. Hati kita mungkin terus menjerit, seakan ingin memanggil siapa pemiliknya. Tuhan,kita percaya rencana-Mu dan kita percaya akan takdir-Mu. Jika memang bukan dia jodoh kita, namun kita percaya akan kuasa-Mu karena Kau pasti memiliki jalan yang lebih baik dari ini.Tuhan,tetaplah jaga dia, dia yang pernah membuatku tersenyum.

Komentar